PROVINSI : Jawa Timur
KABUPATEN : KAB. JEMBER
KECAMATAN : Puger
DESA : -
LUAS : 78.76 km2
LETAK GEOGRAFIS : 08˚ 30' 30'' LS 113˚ 17' 37'' BT
REGULASI :-
Informasi Umum : Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan Pulau Nusabarong terkenal sebagai habitat satwa rusa (Cervus timorensis), penyu (Chelonidae) serta beberapa jenis burung laut. Adanya potensi satwa rusa yang cukup tinggi menjadikan kawasan ini terkenal sebagai areal perburuan, sehingga pada akhirnya kawasan Pulau Nusabarong dikenal sebagai tempat berburu rusa yang sangat ideal. Tetapi dengan makin seringnya pemburu-pemburu masuk ke dalam kawasan ini, dikhawatirkan jenis satwa tersebut akan punah. Untuk menghindari hal itu serta rusaknya lingkungan hutan yang terkandung di dalamnya, maka pada tanggal 9 Oktober 1920 pemerintah Hindia Belanda menerbitkan Surat Keputusan melalui Staatblad No. 736 menetapkan Pulau Nusabarong seluas 6100 ha sebagai kawasan cagar alam. Saat ini, kawasan cagar alam tersebut berada dalam pengelolaan Sub Balai KSDA Jawa Timur II, sub seksi KSDA Meru Nusabarong. Aksesbilitas : Pulau Nusabarong dapat dicapai melalui jalur darat dan dilanjutkan dengan transportasi laut. Titik keberangkatan dapat dimulai dari Kota Jember 38±menuju PPI Puger di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger dengan jarak 1 jam. Dari PPI Puger perjalanan±km yang memakan waktu tempuh dilanjutkan dengan menyewa perahu nelayan menuju Pulau Nusabarong 1 jam. Rute lain yang bisa ditempuh untuk menuju±dengan waktu tempuh Pulau Nusabarong adalah melalui Desa Getem yang berjarak kurang lebih 11 km dari Kecamatan Puger. Dari Desa Getem ke Pulau Nusabarong dapat 30 menit dengan menggunakan perahu jukung (perahu±ditempuh selama katir). Kondisi jalan menuju Desa Puger Kulon sudah beraspal dan mudah dilewati kendaraan roda empat. Di desa ini tersedia kapal atau perahu dengan berbagai ukuran untuk menuju ke Pulau Nusabarong. Kendala yang sering terjadi di sini adalah seringnya terjadi kecelakaan di pintu masuk menuju PPI Puger (Plawangan). Regulasi : - Klimatologi : Menurut klasifikasi Schmid dan Fergusson, iklim di wilayah ini termasuk tipe C, dengan 3 bulan kering dan 8 bulan basah. Curah hujan rata-rata adalah C.° C dan maksimum 27-32°1.685 mm/tahun, suhu minimum antara 20-24 Musim hujan terjadi pada bulan November-April dengan curah hujan rata-rata >100 mm/bulan. Musim kemarau terjadi pada bulan Mei-Oktober dengan curah hujan rata-rata <60 mm/bulan. Karakteristik : Berdasarkan data hidro-oseanografi (Janhidros, 2000), di daerah Pancer Banyuwangi sifat pasang surut (pasut) di sekitar perairan ini adalah campuran condong ke harian ganda (mixed semidiurnal tide) dengan bilangan Formzhal 0,396 dan tunggang air terbesar 194 m. .°Kecepatan arus umumnya berkisar 0,97 knot dengan arah dominan 60-330 Arus pasut maksimal terjadi pada pukul 18.00 WIB dengan 0,78 knot arah saat air menuju pasang dan pada pukul 23.00 WIB dengan kecepatan°334 saat menuju surut. Adapun dasar laut Pulau°0,56 knot arah 220 Nusabarong umumnya karang, pasir karang dan lumpur. Angin musim barat berlangsung pada bulan November-Maret, sedangkan angin musim timur berlangsung pada bulan Mei-Oktober. Karena pengaruh Samudera Hindia, angin dari kedua musim tersebut dominan sepanjang tahun bertiup dari selatan, timur laut dan tenggara. Pada periode musim barat, tinggi gelombang lebih tinggi dari musim timur. Pada musim barat tinggi gelombang antara 1,5-2,5 meter, bahkan sampai lebih dari 3,5 meter, sedangkan pada musim timur tinggi gelombang antara 0,7-2,0 meter. Biogeofisik : Pulau Nusabarong sangat kaya akan sumberdaya alam. Di bidang kehutanan berupa hutan cagar alam yang masih merupakan plasma nutfah, sumberdaya penyu, sumberdaya kehutanan lainnya berupa rusa dan hewan?hewan lainnya, serta sumberdaya perikanan yang kaya akan berbagai sumberdaya ikan baik jenis ikan pelagis maupun demersal. Ikan pelagis yang banyak ditangkap di sekitar Pulau Nusabarong antara lain tongkol, selar, lemuru, kembung dan lain-lain. Jenis-jenis ikan tersebut ditangkap dengan pukat cincin (purse seine), jaring insang hanyut maupun pancing. Ikan demersal yang umum ditangkap di sekitar pulau antara lain kerapu, kuwe, kakap, kurisi dan lain-lain, yang ditangkap dengan menggunakan pancing. Selain itu juga terdapat berbagai jenis udang lobster dan kepiting yang hidup di perairan karang. Udang lobster dan kepiting ini ditangkap dengan menggunakan jaring insang dan krendet. Daerah penangkapan yang biasa dikunjungi nelayan untuk menangkap udang lobster adalah perairan di sebelah selatan Pulau Nusabarong, antara lain perairan sekitar Pulau Gajah dan sekitarnya. Jenis hewan rusa (Cervus sp) merupakan hewan buruan sejak jaman Hindia Belanda. Kondisi ini berpengaruh terhadap populasi hewan ini yang semakin menurun akibat perburuan liar yang tidak bertanggung jawab. Di kawasan ini juga dapat dijumpai satwa-satwa yang termasuk dalam kelas mamalia, aves dan reptilia. Budaya Lokal : Pulau Nusabarong merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Walaupun demikian, banyak nelayan yang mendatangi pulau ini sebagai tempat persinggahan dalam upaya menangkap ikan dan udang lobster, karena perairan di sekitar Pulau Nusabarong merupakan fishing ground ikan dan udang lobster bagi nelayan dari Puger dan sekitarnya. Catatan Khusus : Potensi yang dapat dikembangkan di kawasan Pulau Nusabarong antara lain: POTENSI OBJEK PENELITIAN EKOLOGI Potensi objek penelitian di bidang ekologi diantaranya meliputi ekologi penyu, walet, biota laut dan terumbu karang. Penelitian keanekaragaman biota laut yang berada di perairan Pulau Nusabarong selama ini belum pernah dilakukan. Lokasi-lokasi yang dapat dilakukan untuk penelitian ini antara lain Teluk Cambah, Teluk Jeruk, Teluk Kepuh, Teluk Ketimo, Teluk Tambakan, Teluk Plirik, Teluk Bande Alit dan Teluk Endog-endogan. Penelitian mengenai penyu belum mendetil terutama kekonsistenan satwa tersebut untuk bertelur di dalam kawasan selama musim bertelur. Apabila memungkinkan, perlu pen-tagging-an atau pelabelan pada satwa tersebut. GEOLOGI Di dalam kawasan pulau terdapat berbagai jenis batu-batuan diantaranya batu kaca yang belum pernah diteliti dan juga gejala-gejala alam lainnya seperti adanya tebing-tebing yang curam dan tinggi dengan lapisan-lapisan tanahnya yang sangat jelas sebagai akibat dari kerasnya deburan ombak pantai selatan. Selain itu, dapat dijumpai pula beberapa goa yang merupakan sarang burung walet serta karang-karang yang terkena deburan ombak setiap harinya. SITUS SEJARAH Pulau Nusabarong ternyata merupakan lokasi yang menjadi saksi perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu penggalian sejarah perjuangan dalam upaya melengkapi lembaran sejarah yang terdapat di kawasan tersebut perlu segera dilakukan. Hal ini untuk melestarikan dan merawat bekas-bekas peninggalan fisik berupa bak air tawar, menara pengintai dan bunker perlindungan yang dibuat oleh penjajah. POTENSI OBJEK WISATA PENDIDIKAN Potensi objek wisata pendidikan yang ada di kawasan Pulau Nusabarong antara lain tumbuhan, satwa, ekosistem, objek wisata sejarah dan pendidikan lingkungan. Potensi tumbuhan yang khas di kawasan ini antara lain kayu stigi (untuk pembuatan tongkat), kayu mursodo, kayu kuniran (sebagai pewarna dalam pembuatan batik) dan kayu talang pasir (sering digunakan untuk pembuatan dayung perahu). Jenis satwa yang sering dijumpai antara lain rusa, babi hutan, budeng (mamalia); sriti, elang laut, walet, bangau, elang coklat, mliwis (aves); dan penyu serta biawak (reptil). Selain itu, berbagai jenis biota laut juga dapat dijumpai di pantai sekitar kawasan dengan kondisi pantai yang relatif masih bersih. Di kawasan ini terdapat 4 tipe ekosistem yang dapat dijumpai yaitu ekosistem pantai dengan jenis-jenis dominan nyamplung (Calophyllum inuphyllum), pandan (Pandanaceae) dan waru laut (Hibiscus tiliaceae), ekosistem mangrove dengan jenis-jenis Rhizopora sp dan Avicenia sp, ekosistem rawa dengan jenis-jenis dominan putat (Alstonia spontulas) dan sengir (Pleinocasiuma sternatifolium) serta ekosistem hutan dataran rendah dengan jenis tumbuhan yang dominan kepuh (Sterculia foetida) dan serut (Streblus asper). Objek tumbuhan, satwa dan ekosistem ini dapat digunakan untuk kegiatan pengenalan jenis-jenisnya, deskripsi tumbuhan dan satwa maupun perilaku satwa dan ekologinya. Objek wisata sejarah di sini berupa benteng pertahanan dengan menara pengintai dan beberapa ruangan serta bak mandi peninggalan masa penjajahan Jepang yang terletak di atas Teluk Jeruk. Objek lainnya adalah makam Mbah Sindu, yang menurut cerita penduduk Puger merupakan pengikut setia Pangeran Puger. Pangeran Puger adalah pangeran Kerajaan Mataram di Jawa Tengah yang melarikan diri ketika masa penjajahan Belanda. Di dalam kawasan Pulau Nusabarong juga terdapat batu-batuan yang dapat digunakan untuk pengenalan jenis batuan, diantaranya adalah batu kaca yang merupakan bahan dasar pembuatan kaca mobil. Selain itu, pada tebing-tebing pulau yang berbatasan dengan laut terdapat lapisan-lapisan tanah yang sangat terlihat dan juga dapat menjadi objek wisata pendidikan terutama cabang ilmu geologi yang cukup menarik untuk diamati. POTENSI PENGELOLAAN SERTA PENGEMBANGAN PERIKANAN DAN KELAUTAN Untuk pengembangan di bidang perikanan tangkap, sebaiknya dilakukan pengembangan perikanan pukat cincin (purse seine) dengan alat bantu rumpon permukaan. Untuk perikanan laut dalam dapat dikembangkan jaring insang dasar (bottom gillnet) dan rumpon laut dalam. Selain itu, diperlukan juga pengelolaan kawasan pesisir antara lain dalam bentuk kebijakan pemerintah seperti rehabilitasi kerusakan ekosistem mangrove, terumbu karang, lahan pesisir bekas penambangan pasir, pencegahan erosi pantai maupun pengendalian pencemaran yang berasal dari darat, pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat pesisir, pengembangan mata pencaharian alternatif serta pemanfaatan sumberdaya pesisir. POTENSI PENGEMBANGAN KEHUTANAN Untuk pengembangan di bidang kehutanan, sebaiknya dilakukan konservasi kehutanan yang berbasis kerakyatan juga pelestarian penyu dan rusa, sehingga kelangsungan hidup penyu dan rusa di pulau tersebut dapat terjaga, serta mencegah penebangan hutan secara liar serta penangkapan ikan menggunakan Bom dan Racun dan juga sampah manusia yg terus mengalir dari muara puger dan sekitarnya. (google pulau Nusa Barong).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar